Sekarang kita akan sedikit Belajar Setting Sound System : EQ , topik ini cukup menarik karena setiap dari kita pasti pernah bertemu dengan alat yg satu ini.
Kalian pasti pernah mendengar sebuah sound system bekerja pada sebuah konser atau panggung. Mungkin kalian pernah mendengar suara dari penyanyi “gendut” atau “mendem,” seperti ditutup pake karpet. Sedang kasus lainya seperti suara yg “nembak” atau sejenisnya.
Untungnya, masalah yg disebutkan diatas dapat diobati dengan fungsi Equalizer yg ada pada konsol mixer audio. Fitur EQ berfungsi mengatur kadar bass, treble dan rentang tengah dari suara dengan cara menambah atau memotong volume pada beberapa frekuensi.
Untuk melakukan itu, EQ bekerja pada spektrum suara asli , pada bagian fundamental serta frekuensi harmoniknya. Spektrum membantu mengeluarkan kualitas karakter atau timber dari sebuah instrumen atau vokal. Jika salah satu dari frekuensi ini berubah maka kualitas tonenya pun ikut berubah.
Sebuah equalizer bekerja menambah atau mengurangi level dari sepotong atau rentang frekuensi lalu mengontrol kualitas suaranya. Dengan kata lain, mengubah respon frekuensinya. Sebagai contoh , dengan menambah level pada rentang frekuensi yg tengahnya berada pada 10 kHz akan membuat suara vokal menjadi lebih cerah dan tegas. Jika dipotong pada frekuensi yg sama akan membuat suara menjadi tidak tegas.
Jenis Jenis EQ
Equalizer yg ada pada konsol mixer audio berbeda beda,mulai dari yg simpel sampai yg rumit juga ada. EQ yg paling umum adalah kontrol bass dan treble (disingkat LF EQ dan HF EQ).
Tipikalnya, jenis EQ ini menyediakan tambahan dan potongan sebesar 15 dB pada frekuensi 100 Hz (pada knob frekuensi rendah) dan 10 kHz (pada knob frekuensi tinggi). Kamu akan memiliki kontrol yg lebih luas dengan equalizer 3 band atau 4-band ,jadi kamu dapat memotong atau sedikit menambah level dari beberapa pita frekuensi.
EQ sweepable bahkan lebih fleksibel. Kamu dapat “mencari” rentang frekuensi yg tepat yg memerlukan penyesuaian.
EQ sweepable sering salah disebut sebagai “parametrik,” yg juga berfungsi mengontrol pita fekuensi. Equalizer parametrik memungkinkan penggunanya untuk membuat perubahan pada bandwidth frekuensi, menambah atau memotong ( bandwidth adalah rentang frekuensi yg terkena dampak). Gambar disamping memperlihatkan bagaimana sebuah equalizer parametrik bekerja menaikkan level dari beberapa frekuensi sekaligus, dalam hal ini kita sebut bandwidth.
Equalizer grafis adalah jenis yg paling sering ita temukan didalam rak sound system. Jenis ini memiliki sederetan potensio geser yg membagi spektruk frekuensi muali dari 5 sampai 31 baris. Ketika setiap kontrolnya disesuaikan, posisi letak dari potensio gesernya secara grafis mengindikasikan hasil dari respon frekuensi. Normalnya,sebuah equalizer grafis digunakan untuk menyelaraskan sistem speaker monitor panggung, untuk meratakan respon dan untuk meredam frekuensi penyebab feedback.Sedangkan beberapa soundman yg malas ribet malah lebih memilih untuk menggunakan EQ parametrik eksternal atau alat peredam feedback otomatis.
Jadi ,sejauh ini kita telah mengkategorikan jenis jenis equalizer sesuai dengan pita frekuensi yg mereka kontrol. Mereka juga dikategorikan sesuai dengan bentuk dari respon frekuensinya.
Sebuah equalizer yg kelebihan beban menciptakan sebuah bentuk respon yg meruncing menyerupai puncak gunung ketika diset untuk mendorong. Dengan fitur pemerata equalizer, bentuk dari respon frekuensi akan tetap rata.
Sebuah filter akan membantu meredam puncak level dari frequensi. Berfungsi menghalau atau memperkecil bagian atas atau bawah dari frekuensi tertentu. Gambar berikut menunjukkan 3 tipe filter yg berbeda yaitu low-pass, high-pass dan band-pass. Sebuah filter high pass 100 Hz atau filter low-cut menipiskan frekuensi dibawah 100 Hz. Responnya akan turun sebesar 3 dB pada 100 Hz dan lebih banyak lagi dibawahnya. Ini akan membantu membuang suara menggulung, suara bleduk mikrofon ketika dipegang dan suara pop dari vokal.
Sebuah filter diberi nama sesuai dengan langkahnya, 6 dB per oktaf disebut first-order, 12 dB/oktaf second-order, 18 dB/oktaf third-order dan seterusnya.
Respon frekuensi dan penempatan dari unit mikrofon sangat mempengaruhi kualitas suara. Faktanya, mikrofon dan penempatan dapat dihitung sebagai bagian dari ekualisasi.
Cara Menggunakan EQ
Jika mixer audio kamu memiliki kontrol untuk bass dan treble, umumnya preset frekuensi dari pabrikan adalah 100 Hz dan 10 kHz.
Bila posisi knob EQ berada pada posisi 0 atau flat ,itu artinya fungsi EQ masih dalam keadaan off. Dengan memutar knob searah pergerakan jarum jam akan mendorong level dari frekuensi yg direpresentasikan,begitu juga sebaliknya. Jika mixer kalian memiliki fungsi sweepable EQ, satu knob itu akan mengatur beberapa titik frekuensi yg akan disesuaikan ,dalam hal ini kita sebut dengan rentang. Dan knob putar lainnya mengatur kadar dorongan dan jumlah potongan level.
Seperti yg kami sampaikan sebelumnya, kualitas suara dari vokal atau instrumen tergantung pada level dari sinyal asli dan harmonik dari masing masingnya. Daftar dibawah ini adalah frekuensi dan harmonik dasar untuk vokal waita dan pria pada umumnya :
- Dasar vokal wanita : 175 Hz -1.175 kHz
- Harmonik vokal wanita : 2 Hz-12 kHz
- Dasar vokal pria : 87 Hz-494 Hz
- Harmonik vokal pria : 1 Hz-12 kHz
Secara dasar, jika suara yg dihasilkan terdengar tipis atau kurang bulat, naikkan level dari bagian frekuensi bawah di masing masing dasar vokal. Jika suaranya terdengar terlalu ngebass atau gendut, maka kalian perlu menurunkan kadar frekuensi bass dari masing masing karakter vokalnya. Jika terdengar becek atau kurang jelas, naikkan level harmoniknya. Menurunkan level harmonik jika suara terdengar kasar atau mendesis.
Dibawah ini adalah sederetan daftar masalah pada sebuah sound system pada umumnya dan setting EQ yg disarankan untuk membenahinya. Jumlah dari penambahan dan pengurangan level tergantung kupingmu mendengarnya. Perubahan sebesar 3 sampai 6 dB seharusnya cukup untuk sebagian besar kasus.
- Gendut atau sengau : Potong di frekuensi 500 Hz sampai 800 Hz
- Kabur, mendem, susah didengar : Naikkan di frekuensi 10 kHz
- Suara terlalu mendesis : Potong di 10 kHz
- Ngebass, bergemuruh : Potong di 100 Hz untuk oria dan 200 Hz untuk wanita
- Tipis atau berbadan kecil : Tambahkan level di 100 Hz untuk pria dan 200 Hz untuk wanita
Penggunaan Penyelarasan atau Ekualisasi
Dibawah ini adalah beberapa aplikasi dimana EQ menjadi sangat berguna.
Menaikkan kualitas suara adalah tujuan utama dari EQ ,seperti yg tertulis dibawah ini.
Suara efek khusus : penyesuaian yg ekstrem mengurangi tingkat ketepatan suara, namun ini juga dapat suara efek yg menarik. Dengan menaikkan bagian frekuensi rendah dan tinggi pada vokal akan memberikan efek suara “telefon”. Sebuah filter band pass pada frekuensi 1 kHz dapat melakukan hal yg sama.
Mengurangi noise : kalian dapat mengurangi suara frekuensi rendah yg tidak diinginkan seperti suara dengkuran AC, pijakan lantai dan tarikan nafas dengan menurunkan frekuensi rendah dibawah rentang vokal. Contohnya, seorang aktris wanita akan memiliki frekuensi yg paling rendah pada 200 Hz, jadi kalian akan memotong level frekuensi mulai dari 40 atau 60 Hz. Ini tidak akan mengurangi atau mengubah kualitas tonal dari artis, karena proses pemotongan berada dibawah rentang vokal dari artis. Lebih mudahnya, gunakan sebuah high-pass filter atau low-cut filter yg diatur pada nilai 200 Hz.
Mengkompensasikan penempatan mikrofon : seringkali kalian harus menempatkan sebuah mikrofon lavalier atau jepit dibawah kerah baju atau didalam baju agar tidak kelihatan. Namun kain tidak dapat mentransmisikan frekuensi tinggi vokal dengan baik, jadi kalian akan mendapatkan kualitas tonal yg mendem dan kabur.
Penambahan di area frekuensi tinggi dapat memperbaiki masalh ini (hati hati jangan sampai menimbulkan feedback). Menempatkan mikrofon jepit atau lavalier pada bagian dada menghasilkan naiknya respon di sekitar angka 730 Hz, yg dapat menciptakan suara yg menggembung. Dengan memotong level frekuensi yg sama akan membuat suara yg keluar lebih alami.
Mikrofon headset mungkin tidak perlu di EQ, tergantung dari respon frekuensi dari mikrofon tersebut. Suara akan terdengar lebih cerah jika posisi mic berada didepan dan berubah mendem jika mic berada disamping , atas atau dibawah mulut.
Sebenarnya penggunaan EQ tidaklah rumit pada dasarnya. Kalian perlu untuk mengetahui karakter vokal manusia yg alami dan sesuaikanlah knob EQ untuk mendapatkan hasil yg semirip mungkin.
Demikian sedikit topik Belajar Setting Sound System : EQ kita kali ini, nantikan topik topik menarik seputar dunia sound system profesional yg berikutnya. Jika tulisan ini membantu menambah pengetahuanmu di dunia audio, jangan lupa like facebook kami ya. Salam audio