Skema Mixing Sound System Profesional, kali ini kita akan membagikan sedikit strategi dalam melakukan mixing sebuah band dalam situasi pertunjukan live. Mungkin bagi sebagian kalian sudah cukup terbiasa atau pernah melihat skema seperti ini. Sebuah skema sangat penting dalam mengorganisir segala sesuatu didalam sebuah sistem atat suara agar semua berjalan dengan teratur dan tepat,mari kita mulai.
Sebagai contoh , kalian dapat mempersiapkan 11 saluran mikrofon untuk masukan sinyal audio dari , kick drum pada kanal 1 dan 2 , snare atas dan bawah pada saluran 3 dan 4, hihat di saluran 5, tom rak di nomor 6, floor tom atas bawah pada kanal 7 dan 8, barisan cymbal kanan di kanal 9 , overhead kiri dan kanan di saluran 10 dan 11.
Diikuti dengan 3 saluran untuk instrumen gitar bass yg terdiri dari sinyal DI bersih ,DI kotor dan mikrofon todong pada saluran 12,13 dan 14. Sedangkan untuk instrumen gitar dapat kalian tempat kan di saluran 15,16,17 dan 18 yg terdiri dari sinyal DI dan todong mic gitar kiri serta sinyal DI dan todong gitar kanan. Lalu untuk mikrofon dapat ditempatkan di saluran setelahnya, sebagai contoh kita akan tempatkan 3 buah mikrofon pada saluran 19,20,21 untuk kebutuhan vokal utama dan latar begitu juga sisipan FX vokal stereo.
Sekarang kita sudah memiliki skema dasar untuk sebuah pertunjukan band rock.
Dari skema dasar di atas, kita akan ambil ketiga saluran vokal dan menempatkannya di dua saluran subgrup yg di pan secara stereo. Demikian juga dengan keempat saluran gitar. Sedangkan untuk ketiga saluran gitar bass akan di tempatkan di satu saluran subgrup dalam konfigurasi mono. Kemudian kita akan mengambil sinyal kick dan snare drum lalu mengirimkannya ke sebuah subgrup yg dinamai grup kick snare. Selanjutnya kita akan menempatkan tom rak dan floor ke dua saluran subgrup yg di pan kiri dan kanan. Yg terakhir kita akan menyatukan instrumen berbasis logam yg ada pada saluran hihat,cymbal dan overhead kedalam subgrup yg juga di pan kiri dan kanan. Dari ringkasan persiapan diatas,kalian akan mendapatkan sepuluh saluran grup.
Selanjutnya kita akan menempatkan kompresor audio pada setiap dari sepuluh saluran subgrup diatas ( jangan di link ). Pengaturan ratio umumnya akan diset pada opsi 2:1 ,3:1 atau 4:1 sedangkan threshold akan berada pada nilai 0 kecuali subgrup untuk vokal yg akan memiliki nilai threshold +4. Dengan skema ini kalian akan mendapatkan fasilitas layaknya pencampuran otomatis dari keseluruhan level sinyal intrumen yg lebih rendah dan suara vokal yg lebih kencang.
Hal yg menarik selanjutnya adalah menempatkan seluruh sinyal input sebelum kompresor ke sebuah saluran VCA contohnya VCA 1 dan seluruh sinyal subgrup ke saluran VCA lainnya contoh VCA 2. Hal ini sangat memudahkan kalian untuk melakukan kontrol terhadap keseluruhan sinyal masukan dan kelesuruhan subgrup tanpa harus melakukannya satu persatu. Yg membuat hal ini menarik adalah, jika kalian menaikkan VCA 1 dan menurunkan VCA 2 maka kalian akan menaikkan semua level input sebelum kompresi terjadi dan ini akan memberikan kalian kemampuan untuk menjaga tingkat level secara keseluruhan kepada pendengar ,campuran kalian akan menjadi lebih terkompres dan lebih berisi. Sebaliknya jika kalian menurunkan VCA 1 dan menaikkan VCA 2 maka campuran kalian akan menjadi lebih dinamis dan terbuka. Keran VCA 1 yg lebih membuka lebih cocok untuk lagu lagu yg berirama pelan sedangkan VCA 2 yg lebih membuka akan lebih cocok untuk musik yg berirama cepat.
Skema ini akan memberikan kemudahan kalian untuk beradaptasi dengan lagu lagu dan irama musik yg berbeda beda secara ringkas tanpa harus menyesuaikan setiap masukan sinyal dan pemrosesan audio satu per satu.
Demikian artikel Skema Mixing Sound System Profesional kita kali ini,semoga ilmu ini dapat bermanfaat bagi kalian. Tetap belajar dan berlatih , salam.