Mempelajari Lokasi Penempatan Mikrofon dan Sound System

Mempelajari Lokasi Penempatan Mikrofon dan Sound System
November 22, 2021 No comment

Prosesor sound system secanggih apapun yang ada didunia ini tidak akan bisa menyelesaikan masalah yang timbul dari posisi peletakan sound system yang bikin sistem tata suara menjadi error.

Beberapa campuran musik pujian penyembahan tampil dengan sangat baik – tidak ada masalah feedback, suara vokal dan instrumen musik seimbang dengan baik, dan level cukup nyaman bagi para pendengar dari depan sampai baris paling belakang.

Namun disisi lainnya, terkadang mimpi buruk terjadi – sound system terus mendengung karena feedback, pendengar dibaris depan menderita kerusakan telinga permanen sementara yang dibarisan belakang hanya mendengar suara yang mendem, pemimpin ibadah atau pengarah musik mulai naik darah, dan kalian pun berada di kursi panas.

Skenario yang bertolak belakang ini bisa terjadi didalam gereja yang sama dengan peralatan audio yang sama persis. Apa bedanya? Contoh pada skenario pertama, ada penerapan yang tepat akan prinsip prinsip dasar peletakan sound system khususnya pengeras suara, sementara skenario yang kedua tidak. Jadi yang perlu kalian garis bawahi disini adalah : melanggar prinsip aturan aturan tersebut maka sound system kalian tidak akan bekerja dengan optimal.

Kebanyakan gereja jarang yang akustik ruangannya dirancang untuk musik kontemporer Kristen dengan drum, ampli gitar/bass dan monitor panggung yang besar. Hampir selalu dimulai dengan dinding dan lantai beton, dan langit langit yang reflektif, cukup tambahkan sebuah band pujian penyembahan yang terdiri dari anak anak muda disalah satu sudutnya, dan ini akan menjadi sebuah resep untuk bencana audio.

Para pemimpin gereja biasanya tidak mau menyisihkan banyak waktu dan dana untuk memperbaiki akustik ruangan, terutama didalam gereja yang umurnya ratusan tahun. Mereka mungkin akan menyetujui panggung setinggi 18 inci untuk tim puji pujian dengan beberapa sirkuit AC 20 amp tersendiri, namuan selain itu, tim sound system seringkali berjalan sendiri.

Semakin kita memahami bagaimana cara kerja dari sound system, semakin bagus kualitas audio yang kita dapatkan. Dan yang perlu kalian ingat adalah prosesor audio, kompresor dan limiter secanggih apapun tidak akan dapat membantu karena kesalahan dalam tata letak penempatan sistem pengeras suara akan menciptakan sebuah sistem yang error. Berikut beberapa contoh sederhana untuk peletakan speaker dan mikrofon yang dapat merubah sistem yang kacau parah menjadi sebuah pengalaman ibadah kebaktian yang khusyuk.

Seringkali, pengeras suara berukuran kecil diletakkan diatas panggung atau diatas lantai, secara efektif meletakkan corong speaker pada level pinggang dari para jemaat. Sementara frekuensi bass bersifat seperti air yang mengalir disekitar penghalang, frekuensi rentang tengah dan atas yang memancar dari corong bersifat seperti tembakan cahaya – objek objek yang menghalangi jalur mereka akan mengganggu dan menyerap energinya.

Ketika speaker diletakkan dibawah, para pendengar yang duduk dibaris depan tidak hanya mendengarkan frekuensi mid dan high namun mereka juga menyerap dan memencarkan mereka. Akibatnya, pendengar di barisan belakang hanya mendengar suara frekuensi bawh tanpa hadirnya suara rentang menengah dan atas yang membuat suara vokal terdengar jelas.

Apa sih yang perlu dilakukan? Kalau memungkinkan, cara yang paling tepat untuk menangani masalah ini adalah dengan menggantung speaker, namun harus dengan mengikuti metode instalasi sound system yang tepat dan aman. Walaupun dalam banyak kejadian, kalian cukup membutuhkan kaki stand speaker. Banyak jenis kabinet speaker sudah menyertakan sebuah lubang soket stand untuk memfasilitasi pemasangan stand, yang esensialnya berfungsi untuk meninggikan posisi corong speaker.

Kalian bisa menaikkan unit speaker paling tidak sekitar 2.5 meter dari permukaan lantai. Cara ini akan memberikan kalian dua manfaat : yang pertama adalah membebaskan suara frekuensi atas dari penghalang, dan mengurangi tembakan suara langsung ke baris pendengar paling depan.

Namun, ingat kalau hanya pengeras suara full range saja yang perlu kalian tinggikan posisi peletakannya. Subwoofer tidak memerlukan hal ini, karena merekan lebih efisien jika beroperasi dilantai. Jika kalian menggantung subwoofer, maka ia akan kehilangan separuh dari kekuatan keluaran suaranya, dan terkadang kita memerlukan semua kadar bass yang bisa didapat.

Ketika menaikkan atau menggantung speaker, selalu gunakan perangkat suspensi gantung dan kaki tiang speaker yang mumpuni. Jangan bertindak bodoh seperti meletakkan kabinet pengeras suara yang berat diatas kursi lipat, perabotan mebel yang ringkih atau struktur yang reyot, kalian akan menyesal nanti kalau sampai sound system kalian jatuh dan rusak.

Dan juga jangan lupa untuk membuka kaki kaki tiang speaker dengan tepat, dan jangan pernah melebihi kekuatan ketahanan bebannya. Pakai kantong pasir atau beban pada kaki kaki ini agar angin (jika dipakai di acara outdoor) atau senggolan dari kerumunan tidak membuat stand terjungkir. Lakban kabel kabel dan jauhkan alur lalu lintas dari posisi stand untuk mencegah potensi cedera.

Arah Yang Benar

Sama seperti mikrofon, speaker sound system juga mempunyai pola arah tembakan suara dan condong menembakkan suara frekuensi menengah dan atas pada arah tertentu pada sudut sudut yang bervariasi. Sudut sudut / pola ini dapat di grup menjadi dua kategori umum yaitu lemparan jarak jauh dan jarak dekat.

Speaker dengan lemparan suara jarak jauh, yang mempunyai pola proyeksi suara bidang horisontal serapat 20 derajat, biasanya diterapkan dalam sebuah sound system konser yang menargetkan pendengar yang jaraknya puluhan meter kebelakang. Perbandingannya, kebanyakan speaker didalam aplikasi gereja / rumah ibadah adalah yang berjenis pelempar jarak dekat, dengan pola dispersi suara 60 derajat horisontal (atau lebih ) x 40 derajat vertikal. Ini artinya kebanyakan sebaran suara frekuensi tengah dan atas keluar dalam bentuk bola yang kira kira selebar 60 derajat dan setinggi 40 derajat. Jika para jemaat berpencar di luar rentang cakupan ini, maka mereka akan lebih banyak mendengar suara dentuman bass dan melewatkan sebagian besar dari porsi suara vokal.

lokasi-sound-system-panggungSebagai panduan umum, jika kalian tidak bisa melihat mulut dari corong speaker, maka kalian tidak akan bisa mendengarnya. Cobalah untuk mengarahkan pengeras suara langsung ke bagian ruangan yang paling penting. Dan jika, contohnya, ada sekumpulan pendengar yang duduk langsung disamping panggung, speaker tambahan bisa kalian pakai untuk melayani mereka. Speaker untuk keperluan ini tidak membutuhkan banyak respon suara bass, namun memerlukan pola dispersi yang selebar mungkin

Opsi yang semakin populer saat ini adalah speaker jenis column array. Memiliki bentuk ramping dan portable yang menyalurkan cakupan horisontal yang sangat lebar, lebih dari 120 derajat pada beberapa jenis produk. Ini lalu dikombinasikan dengan cakupan vertikal yang rapat  (30 derajat atau kurang), membantu memfokuskan keluaran suara ke arah pendengar sementara menjaganya terhindar dari pantulan pada permukaan lantai dan langit langit ruangan.

Suara feedback tidak hanya bikin sakit kuping, tap juga menyakiti peralatan sound system, problem ini mampu merusak komponen komponen seperti speaker dan amplifier hanya dalam beberapa detik. Maka dari itu, kita perlu melakukan apa saja sebisanya untuk menghindarinya, dan beruntungnya, ada cara cara dasar untuk ini, yang jika kalian ikuti, akan sangat manjur untuk menghindari masalah umpan balik suara.

Sistem pengeras suara harus diletakkan didepan pemain musik untuk mengeliminasi “jalur speaker ke mikrofon,” yang adalah penyebab utama masalah feedback. (suara yang keluar dari speaker lalu ditangkap oleh mikrofon, yang lalu terkirim ke sistem dan teramplifikasi lagi dan lagi, dan sistem terus “mengumpan balik” lewat apa yang disebut sebagai sebuah “feedback loop,”).

feedbackLebih lanjut, semua mikrofon yang ada di atas panggung harus mempunyai pola arah tangkapan direksional, biasanya disebut dengan unidireksional atau kardioid, jadi mereka hanya menangkap suara daru depan mic sementara menolak suara yang datang dari samping dan belakang.

Pola tangkapan sebuah mic itu seperti lampu dari sebuah senter : setiap suara yang ada pada jalur dimana pola tangkapan terarah akan ditangkap oleh mic dan teramplifikasi. Beberapa jenis mic mempunyai pola kardiod yang lebih lebar sementara yang lainnya memiliki pola super atau hyperkardioid yang lebih rapat. Sederhananya, pola tangkapan yang lebih rapat cenderung membatasi masalah feedback karena mereka menangkap lebih banyak suara langsung dari depan sementara menolak suara yang tidak langsung dari sisi samping dan belakang.

pola-tangkapan-micUntuk mengatasi feedback lebih lanjut, coba juga untuk meletakkan speaker sejauh mungkin dari panggung, dengan mikrofon yang mengarah ke arah yang berlawanan dengan keluarnya suara dari speaker. Ini akan memberi tambahan jarak antara keduanya dengan tujuan menyelaraskan porsi pembatalan dari pola tangkapan mic dengan pola bocoran suara dari belakang speaker, dimana suara frekuensi tengah dan atas paling sedikit.

Tapi bentar dulu…

Ada pengecualian untuk ini: sementara cara terbaik untuk menghindari masalah feedback ini adalah menjauhkan jalur antara keduanya, ada juga teknik penempatan speaker yang efektif menggunakan speaker column seperti RCF EVOX 8. Karena mereka tidak mengeluarkan satu titik sumber keluaran suara yang selanjutnya akan membentuk tembakan suara, sistem pengeras suara sepeti ini lebih tidak rentan terhadap feedback bahkan saat diposisikan dibalik pemain musik ( dan persis didepan pola tangkapan mic).

Jangan lupa sama monitor

Speaker monitor panggung (a.k.a., wedge) juga pengeras suara, jadi posisi penempatan mereka tidak bisa diabaikan dalam hubungannya dengan mikrofon atau kalian akan mendapat isu feedback. Oleh karena speaker monitor wedges harus diarahkan ke telinga dari para penampil, peletakan yang paling efektif adalah langsung di depan stand mikrofon, mengarah keatas.

speaker-monitor-wedgeBanyak monitor wedge modern saat ini yang menyediakan dua sudut kabinet: sudut yang nyaris lurus ke atas untuk lokasi yang tepat didepan mic dan yang sudutnya lebih dangkal untuk menyediakan lebih banyak cakupan kebelakang panggung.

Apapun itu, arahkan corong dari monitor wedge tepat ke arah target sementara pastikan keluaran suaranya dibalik pola tangkapan dari mikrofon ; ini akan membatalkan suara dari monitor wedge sebanyak mungkin.

Pola hiperkardioid dirancang untuk bekerja sama dengan satu pasang speaker monitor panggung yang dipisahkan 15 derajat dari garis tengah bagian belakang mic atau dengan sebuah monitor wedge yang sedikit mengarah kebagian belakang mic. Bagian belakang dari sebuah mic hiperkardioid yang mengarah langsung ke speaker wedge akan cenderung membuat feedback ketimbang diberi jarak 30 derajat atau lebih ( Gambar 5 ).

Matikan sumber sumber suara yang sedang tidak dipakai. Membiarkan gitar akustik elektrik tetap menyala selagi posisinya tepat disamping sebuah speaker wedge bisa membuat bencana feedback. Seluruh badan dari instrumen cenderung bergetar seperti sebuah drum-head, mengalirkan suara noise panggung masuk kedalam pickup, yang lalu diterjemahkan menjadi suara lolongan feedback yang menyakitkan. Bahkan jika tidak feedback, suara ekstra dari pickup yang tercampur kedalam sound system utama dapat menyebabkan echo dan masalah yang berkaitan dengan fase.

Pemain gitar akustik yang cerdas memakai sebuah saklar “kill” pada setiap jalur gitar, mematikan instrumen ketika tidak dimainkan. Dan juga, selalu turunkan level keluaran sound system utama dan monitor panggung pada konsol mixer sebelum menyalakan sistem untuk mencegah suara gemuruh feedback dari mic yang masih terbuka.

Tentunya, kita tidak bisa mengontrol semua hal pada sebuah sesi pelayanan ibadah – musisi yang menolak untuk menurunkan level alat musik mereka, ruangan yang banyak permukaan keras dan bergema, peralatan usang yang mulai rusak dan seterusnya. Ini udah kayak hutan belantara bro!

Namun dengan menerapkan dasar dasar teknik peletakan speaker dan mikrofon yang kita bahas diatas, kalian akan mendapatkan hasil keluaran sistem yang maksimal, cakupan suara yang lebih baik dan masalah feedback yang berkurang, yang kesemuanya saling berperan untuk sebuah campuran yang lebih bersih. Hal lainnya seperti berkurangnya keluhan, lebih banyak pujian, dan pengalaman ibadah kebaktian yang lebih baik bagi semua jemaat – inilah yang perlu digaris bawahi.

Mau jadi insinyur sound atau belajar lebih dalam lagi tentang pro audio?. Ada ratusan artikel ilmu dan info produk sound system professional yang bisa kalian pelajari di website kami. Jangan lupa untuk like dan subscribe sebagai tanda dukungan dan terima kasih!

Tagged : , ,

Leave a Comment

error: Content is protected !!