Pada acara pameran IBC 2024 Show di kota Amsterdam, Sennheiser meluncurkan Spectera, sebuah ekosistem audio nirkabel digital dua arah baru yang memanfaatkan teknologi WMAS (Wireless Multichannel Audio Systems) didalam sebuah desain yang mengurangi kerumitan pengoperasian sistem mikrofon nirkabel sementara tetap mengusung peningkatan kinerja dalam menyediakan alur kerja yang hemat waktu dan menawarkan fungsi kontrol dan pemantauan remote jarak jauh, termasuk pelacak spektrum frekuensi permanen.
Sennheiser Spectera menyertakan perangkat pemancar bodypack dua arah yang mengatur kedua IEM/IFB digital dan sinyal mikrofon / baris disaat yang sama. Platform ini dirancang untuk bertahan terhadap memudarnya sinyal RF dan untuk memungkinkan pemakaian yang lebih fleksibel dari saluran pita RF ; sebagai contohnya, untuk IEM digital yang catatan kadar latency nya turun sampai 0.7 milidetik.
“Kami tercengang melihat pengembangan teknologi dan cara kerja aturan spektrum frekuensi telah menjadi sebuah ekosistem mikrofon nirkabel yang akan menyelesaikan beragam masalah yang dialami oleh para pengguna sistem mic wireless multikanal hari hari ini,” kata para CEO Dr. Andreas Sennheiser dan Daniel Sennheiser. “Solusi pita lebar kami akan menjadi solusi yang ideal untuk produksi audio visual skala besar seperti tur pertunjukan musik, industri penyiaran televisi atau acara pentas teater, atau di area lainnya yang membutuhkan penerapan sound system multichannel. Spectera memuaskan hasrat dan kebutuhan para pelanggan setia kami dalam hal kemudahan pemakaian. kehandalam operasi dan fleksibilitas. Ia menawarkan jumlah perangkat yang lebih sedikit, kordinasi frekuensi yang turun secara drastis, redundansi dan fleksibilitas dari sebuah ekosistem yang bertumbuh sesuai kebutuhan kalian.”
Pemancar bodypack Spectera SEK menangani kedua masukan audio dari mikrofon dan keluaran IEM, plus data kontrol, didalam saluran lebar pita RF ( Radio Frequency ) yang sama.
Transmisi digital pita lebar 2 arah ini dirancang untuk menjawab banyak rintangan tipikal didalam penggunaan mikrofon wireless yang sering dikeluhkan oleh para operator sound system dan pemilik dari sistem audio nirkabel hari hari ini. Sistem mikrofon wireless saat ini memang menghasilkan kordinasi frekuensi yang sangat rumit dan perkabelan didalam rak audio yang ruwet untuk ketika bekerja dengan jumlah saluran yang banyak, dan bentuk yang besar dari sebuah sistem nirkabel multikanal yang sampai saat ini masih ada di gudang, dibelakang panggung dan tur konser, belum lagi kebutuhan ruang dan lama waktu yang diperlukan untuk membawanya keluar masuk dan mempersiapkannya.
Sebastian Georgi dan Jan Watermann adalah pencipta dari cara pendekatan yang spesifik dari Sennheiser terhadap WMAS. Teknologi yang mereka kembangkan adalah sebuah varian jenis lain yang tepat guna dari OFDM-TDMA, dirancang spesifik untuk menghadirkan komunikasi dua arah rendah latency multi saluran.
Mereka memperbandingkan pendekatan pita lebar ini dengan teknologi pita sempit standar : “Ketimbang menggunakan banyak pembawa RF pita sempit 200 kHz sendiri sendiri, kami menggunakan satu saluran RF pita lebar untuk transmisi audio – transmisi dua arah dari material audio dan data kontrol lebih tepatnya. Dalam metode pendekatan Sennheiser, saluran RF pita lebar adalah sebuah saluran TV dari frekuensi 6 atau 8 MHz, tergantung regulasi lokal. Sistem WMAS mengatur sambungan audio didalam saluran ini. Setiap dari sambungan audio, baik itu sebuah mikrofon atau sebuah IEM, ditetapkan pada slot waktu yang spesifik untuk mengirimkan transmisi informasi audio nya – dan untuk pertama kalinya, dimungkinkan untuk menggunakan IEM dan mikrofon wireless didalam saluran nirkabel yang sama dengan siaran TV ketimbang memakai dua saluran yang terpisah oleh pita pelindung.
“Oleh karena semua sambungan audio menggunakan lebar pita saluran RF secara penuh ketika tiba “gilirannya,” pemudaran RF banyak berkurang. Ia berkorespondensi sampai 40 kali lipat ragam untuk sebuah saluran RF 8 MHz dan 30 kali lipat ragam untuk sebuah saluran TV 6 MHz. Dan juga, kepadatan spektral juga rendah, yang mana membuatnya lebih mudah untuk mendaur ulang frekuensi, contohnya pada sebuah festival musik besar, antar teater yang berdampingan, atau didalam sebuah siaran yang kompleks.”
Perangkat Base Station, yang dirumahkan didalam sebuah unit rak dengan 32 masukan dan 32 keluaran, menggantikan rak yang dipenuhi dengan penerima sinyal mic wireless dan pemancar IEM yang memakan banyak tempat. Produksi audio yang skalanya lebih besar dapat terakomodasi dalam sebuah saluran RF pita lebar (6 atau 8 MHz). Bentuk keseluruhan sistem yang jauh lebih ringkas berlanjut ke perangkat pemancar bodypack, yang mana menangani fungsi masukan mic/baris dan keluaran IEM/IFB disaat yang bersamaan.
“Mempunyai satu paket kombinasi sistem mikrofon nirkabel dan IEM wireless didalam satu bodypack tidak cuma menjadi aset yang menguntungkan bagi para artis,” kata Bernd Neubauer, pejabat manajemen produk Spectera, “Ia juga membuat pekerjaan insinyur sound system menjadi lebih mudah, dengan menjadi lengkap karena bisa dengan cepat menambahkan sebuah sambungan pemantauan IEM pribadi bersama dengan mikrofon ke satu perangkat transceiver dua arah bodypack . Penyimpanan sistem Sennheiser Spectera didalam gudang juga menjadi lebih sederhana, hanya dengan satu Base Station dan dua varian frekuensi – UHF dan 1G4 – untuk perangkat transceiver bodypack dua arah dan antena.”
Perusahaan menyatakan kalau Spectera mewakili pergeseran total didalam fungsi kontrol dan pemantauan : Ia tidak hanya menawarkan sebuah saluran balik, namun juga komunikasi dua arah berkelanjutan, untuk kontrol remote yang lengkap. Lewat aliran data kontrol yang permanen, pengaturan audio selalu dapat disesuaikan, beradaptasi dengan level mic dan IEM, status kinerja RF dan baterai yang terus terpantau, dan banyak lagi. Keamanan enkripsi data AES 256 (AES 256 CTR Mode dengan waktu kadaluarsa lebih dari 10.000 tahun ) untuk kedua data audio dan kontrol menjamin kerahasiaan data yang diperlukan.
Dan juga, kesemua unit secara berkelanjutan merasakan spektrum, ini berarti mereka dapat memindai potensi gangguan dari sumber RF yang lainnya. Fitur Eleven Audio Link Modes memungkinkan pengguna untuk memilih kontrol atas kualitas audio, tingkat latency, jumlah saluran, dan rentang jarak operasi bagi setiap dari sambungan audio, fleksibel disepanjang proses produksi audio.
Operator sound system selalu bisa menggunakan saluran RF sampai maksimum, baik dengan memberikan lebih sedikit sambungan audio yang berkualitas tinggi atau dengan sambungan yang lebih banyak dan tentu sedikit berkompromi dengan kualitasnya. Apapun pilihan Audio Link Mode yang dipakai, Spectera dirancang untuk menyalurkan suara yang jernih, yang mana “ akan menjadi ilham, terutama bagi pengguna IEM,” kata Neubauer. “Dengan Spectera, kalian mendapatkan kejernihan dan akurasi sinyal digital IEM yang menakjubkan dengan tingkat latency yang sangat rendah sampai 0.7 milidetik. Transmisi audio nirkabel Dual Mono menjamin separasi audio kiri kanan yang bersih dari saluran In-Ear Monitor, meningkatkan citra stereo untuk performa yang optimal.”
Benedikt Euen, pejabat manajemen produk Spectera, menambahkan, “Spectera sangat menghargai sumber daya spektrum dengan memungkinkan sistem audio nirkabel IEM dan mikrofon wireless dapat berada pada spektrum saluran TV yang sama. Ini juga menyederhanakan kordinasi frekuensi diantara para insinyur sound system di sebuah festival musik, dan memungkinkan alur kerja yang lebih gesit. Sebagai contoh, jika sebuah grup band besar sedang menunggu gilirannya tampil, operator hanya perlu melakukan unmute RF mereka untuk melepas penampilan ‘on air’ mereka. Dimana sistem mic wireless berpita rapat mengikat kalian dengan sekumpulan frekuensi fitur, Spectera memungkinkan kalian untuk sepenuhnya fleksibel menangani pertunjukan atau produksi. Tidak masalah jika kalian perlu IEM, atau kebutuhan dadakan untuk menyelipkan artis lainnya diantara ke 64 sambungan audio dapat terakomodasi”
Perangkat Base Station bersifat agnostik terhadap frekuensi; aktivasi dari lisensi lokal di masing masing wilayah operasi untuk Base Station akan secara otomatis membuka rentang frekuensi yang diizinkan. Ia sanggup menangani sampai dengan 64 sambungan audio ( 32 in dan 32 out ), dan Base Station mengakomodasi sampai dengan dua saluran RF pita lebar.
Lebih lanjut, ia mempunyai dua buah catu daya, koneksi jaringan audio Dante primer utama dan sekunder cadangan, dua buah sisipan untuk koneksi redundan MADI (optikal atau BNC) dan empat lubang colokan antena, yang tidak hanya memungkinkan redundansi kinerja, namun juga untuk cakupan zona antena tersinkronisasi yang lebih panjang atau kapasitas sistem yang lebih tinggi dengan menggunakan rentang frekuensi tambahan. Lubang port cascade pada unit dapat diaktifkan dengan perilisan firmware di masa depan. Perlu diingat bahwa tidak ada komponen RF didalam perangkat Base Station, jadi tidak akan ada gangguan dengan perlengkapan nirkabel wireless lainnya didalam rak audio.
Transceiver bodypack SEK dapat menangani kinerja IEM dan mikrofon atau kebutuhan untuk instrumen, dan ini bisa ditetapkan dan diubah disaat pertunjukan sedang berlangsung. Perangkat bodypack memiliki sebuah konektor 3 pin untuk menerima mikrofon jepit lavalier atau model headset bando Sennheiser yang kalian bisa pilih atau sebuah kabel instrumen ( seperti CI 1-4). Lubang jek 3.5 mm untuk headphone menghubungkan beragam jenis in ear phone professional buatan Sennheiser dan mempunyai sebuah amplifier headphone berdaya tinggi yang diberi fungsi pencocokan beban impedansi. Informasi perangkat ditampilkan pada layar bahkan disaat unit sudah di non aktifkan dayanya.
Pemancar transceiver bodypack tersedia dalam versi frekuensi UHF (470 – 608 MHz dan 630 – 698 MHz) dan versi varian frekuensi 1G4 (1350 – 1400 MHz dan 1435 – 1525 MHz). Mereka ditenagai oleh baterai isi ulang BA 70 ( sama seperti baterai punya Sennheiser Evolution Wireless Digital) dan dapat menyalurkan daya perngoperasian sampai 7 jam tergantung konfigurasi yang dipilih.
Varian antena Spectera adalah : 1G4 (gambar kiri) dan UHF (gambar kanan).
Antena DAD yang terproteksi dengan nilai IP 54 adalah sebuah antena transceive ( memancarkan dan menerima ) yang menangani sinyal sinyal mic/baris, sinyal IEM, dan data kontrol disaat yang sama. Antena juge menggendong komponen RF dari sistem, menghilangkan kebutuhan akan perangkat booster, pembagi dan penggabung tambahan. Disinilah RF di digitalisasi; antena DAD tidak menggunakan konektor BNC maupun kabel koaksial untuk terhubung ke pusat Base Station, namun lewat sebuah konektor RJ 45 yang diperkuat dan kabel Cat 5e. Antena ditenagai oleh perangkat Base Station lewat pencatudayaan PoE.
Sennheiser menawarkan kabel Cat 5e yang berkualitas dengan panjang 10, 25 dan 50 meter. Dimungkinkan juga untuk memanfaatkan konversi media lapisan Layer 1 ke koneksi fiber untuk mencakup panggung yang lebih besar.
Piranti lunak LinkDesk yang baru adalah tulang punggung dari keseluruhan ekosistem. Aplikasi komputer desktop ini berjalan pada sistem operasi Mac atau PC dan merubahnya menjadi sebuah kontrol remote dan pusat pemantauan. Disini, operator sound system dapat memilih antara Audio Link Modes dengan beragam tingkatan level dari kualitas audio, tingkat latency, kemungkinan dan rentang sambungan audio, serta sebagai sebuah kontrol remote dan pemantauan dari keseluruhan sistem, dengan tampilan dari semua pengaturan audio dan status kinerja RF.
Euen menjelaskan, “Menerapkan sebuah sistem audio nirkabel wireless multikanal bisa menjadi tantangan yang serius pada sisi piranti software juga. Lebih lanjut, kami memperkenalkan perilaku pemandu untuk membuat manajemen sistem menjadi secepat dan seintuitif mungkin. LinkDesk juga menyimpan berkas produksi, jadi para operator audio bisa dengan cepat memanggil ulang konfigurasi sistem mereka dan menghemat waktu pada saat acara.” Pengingat cerdas menawarkan bantuan pemanduan tambahan.
Software LinkDesk juga menangani proses aktivasi dari perangkat Base Station lewat lisensi berbasis satu nodal. Dengan memasukkan kode lisensi lokal yang spesifik, software menjamin kalau sistem beroperasi sesuai dengan kebutuhan regulasi lokal untuk frekuensi, lebar pita saluran RF, dan daya transmisi, ini memberikan rasa aman di sisi operator perihal mengenai aturan aturan perizinan.
Sennheiser Spectera dapat mulai dipesan secara pre-order. Tanggal pengapalannya akan diumumkan pada pertengahan pertama tahun 2025. Sampai 2025, harga perkenalan khusus akan diterapkan.
Perusahaan menambahkan kalau sistem ini akan berevolusi dari waktu ke waktu dengan penambahan perangkat keras, software, fitur dan perbaikan layanan. Di sisi perangkat keras, tambahan selanjutnya adalah pemancar genggam SKM. Perihal fitur, implementasi dari standar SMPTE ST 2110 untuk transmisi sinyal media bertaraf professional sudah direncanakan, yang pada waktunya, dapat diarsipkan dengan Merging Technologies Hapi.
“Ekosistem Spectera adalah sebuah alat untuk industry audio professional yang akan membantu memerangi permasalahan yang sudah dibuat oleh pemanfaatan wireless yang sampai saat ini sangat rumit,” kata Neubauer. “Kami akan berkolaborasi erat dengan industri dalam teknologi baru, dan mendapatkan masukan dari para pelanggan akan performa sistem, skenario pemakaian dan pembaruan dimasa depan.”
“Spectera tidak hanya akan audio nirkabel multikanal, namun juga membuka banyak peluang baru,” tambah Andreas Sennheiser. “audio imersif 3D adalah salah satu contohnya. Berkat word clock nya yang tersinkronisasi untuk semua audio lewat RF, Spectera akan menjadi solusi pertama yang sanggup menangkap audio nirkabel yang koheren fase nya untuk perekaman audio imersif dan reproduksi.”
“Dengan alur kerja baru yang difasilitasi oleh ekosistem mikrofon dan IEM wireless Sennheiser Spectera, kami yakin akan melihat pemanfaatan kreatif dari penerapan teknologi audio wireless yang baru ini,” simpul Daniel Sennheiser.